BAB II
KAJIAN
TEORI
2.1 Pengertian baritan
Baritan ialah kegiatan perayaan yang dilakukan seluruh warga di
perempatan utama suatu kampung. Perayaan ini dilakukan dengan membawa takir
sejumlah anggota keluarga. Takir tersebut berisi nasi kuning yang berisikan
sayur dan lauk pauk. Baritan dilaksanakan pada bulan suro malam jumat legi yang
bertujuan untuk mendapatkan keselamatan. Kegiatan ini dipimpin oleh para
sesepuh kampung, biasanya oleh para kyai.
Baritan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terlewatkan di Dermojayan,
karena merupakan tradisi peninggalan para sesepuh. Baritan dilaksanakan pada
malam hari sehabis solat isya, warga berkumpul di perempatan utama kampong.
Untuk memanggil para warga agar berkumpul yaitu dengan kentongan. Ini mengingat
pada zaman dahulu, alat komunikasi utama antar warga adalah kentongan.
2.2 Pengertian kebudayaan
Kebudayaan
berasal dari kata sansekerta “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata “buddhi”
yang berarti budi atau akal. Sedangkan “culture” berasal dari kata latin “colere”
yang berarti mengolah dan mengerjakan. Kebudayaan secara tidak langsung dapat diartikan mengolah sesuatu yang
ada pada masyarakat dengan budi atau akal. Masalah budaya memang sangat penting
karena kebudayaan dan manusia merupakan dua unsur pokok yang tidak bisa
dipisahkan. (Koentjoroningrat dalam Sumardjo, 1989)
Kebudayaan = cultuur (bahasa
Belanda), culture (bahasa Inggris) berasal dari bahasa latin colore yang
berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan dan terutama
mengolah tanah atau bertani. Bertolak dari arti tersebut, kemudian kata culture
ini berkembang pengertiannya menjadi ”segala daya dan aktivitas manusia
untuk mengolah dan mengubah alam”. (Widagdho dalam Sujarwan, 1999)
Menurut
Andreas Eppink, culture atau kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,
nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan
artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut
Francis Merill, Kebudayaan adalah pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh
interaksi sosial dan semua perilaku serta semua produk yang dihasilkan oleh
sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan melalui interaksi
simbolis.
Kebudayaan
sangat berguna bagi manusia, teutama untuk melindungi diri dari alam, mengatur
hubungan antar manusia dan sebagai tempat untuk menyalurkan curahan batin sebagai
manusia. Tak ada kebudayaan yang statis, setiap kebudayaan mempunyai dinamika. Dinamika
tersebut merupakan akibat dari gerak masyarakat yang menjadi tempat hidupnya kebudayaan.
Adapun
aspek kebudayaan yang dapat ditonjolkan misalnya perkembangan internal dalam
suatu masyarakat. Aspek yang dapat ditonjolkan, yaitu misalnya hubungan atau
pengaruh yang terjadi dengan pihak luar masyarakat yang diteliti, seperti
terjadinya akulturasi budaya. (Edi Sedyawati, 2006)
Akulturasi
merupakan proses dimana suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan yang
tertentu, dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing yang
berbeda, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima
dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri.
Kebudayaan
adalah symbol yang berarti hasil olah pikir yang memungkinkan untuk membukakan
kode dari suatu yang hadir di hadapan kita. Seperti contoh pada air suci pada
kelompok Katolik. Cairan yang bernama air tidaklah berbeda dengan cairan
lainnya, semisal susu dan tidak lebih suci dari susu. Ketika disebut air suci
pun ia tidak berbeda secara kimia dari air-air lainnya macam aqua, ades, club
dll. Yang membuatnya berbeda ialah kelompok yang meyakininya. Kelompok yang
berbagi keyakinan, belief bahwa air tadi adalah suci. (Meinarno, Bambang
Widianto & Rizka Halida, 2011)
Kebudayan
mempunyai tiga gejala yaitu, ide, perilaku, dan benda. Ide-ide dan gagasan banyak
yang hidup bersama masyarakat, dan member jiwa kepada masyarakat tersebut.
Gagasan ini selalu berkaitan dan menjadi sebuah system, para ahli sosiologi dan
antropologi menyebut system ini sebagai system budaya. Atau lebih sering
disebut sebagai adat dalam bahasa Indonesia.
Gejala
kedua yaitu perilaku yang membahas mengenai tindakan berpola dari manusia itu
sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas manusia yang saling berinteraksi
dari waktu ke waktu sesuai dengan tata kelakuan. Sistem sosial ini bersifat
konkret, terjadi di sekeliling kita, bisa diobservasi dan didokumentasi.
Gejala
ketiga yaitu berupa fisik, tak perlu lagi digambarkan karena merupakan hasil
dari aktivitas fisik yang dilakukan manusia dalam masyarakat. Gejala ini
merupakan paling konkret dan berupa benda-benda yang dapat diraba, dilihat dan
difoto.
Kebudayaan
ialah pengetahuan yang ada dalam fikiran manusia, yang bersifat abstrak.
Sedangkan wujud dari kebudayaan ialah berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar