Laman

Senin, 13 Mei 2013

Penelitian Catatan Berkala


CATATAN BERKALA

Tema
Intensitas (tingkat keseringan) seseorang dalam melaksanakan puasa Senin Kamis

Tujuan
Untuk mengetahui tingkat keseringan seseorang dalam melaksanakan puasa Senin Kamis

Teori
Puasa artinya menahan diri dari makan dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Umat Islam juga dikehendaki menahan diri dari menipu, berkata-kata yang buruk atau sia-sia, dan dari bertengkar atau bermusuhan. Ini karana puasa merupakan media untuk melatih kesabaran, kejujuran dan berbuat baik pada sesame manusia. Maka secara tidak langsung, puasa juga membantu dalam menanamkan sikap yang baik dan berbudi. Dan kesemuanya itu diharapkan akan terus berlanjut tidak hanya pada saat orang tersebut bepuasa saja.
Imam Abu Hamid al-Ghazali, dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin mengklasifikaikan puasa ke dalam 3 tingkatan, yaitu :
1.    Puasanya orang awam (shaum al-'umum) : menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa seperti makan dan minum.
2.    Puasanya orang khusus (shaum al-khusus) : turut berpuasa mulai dari panca indera sampai seluruh badan dari segala bentuk dosa.
3.    Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum al-khawasi al-khawas): seluruh hati nurani turut berpuasa, yaitu tidak memikirkan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah keduniaan
Pengklasifikasian di atas memberikan ruang bagi umat islam untuk berfikir dan menelaah pada tingkat manakah mereka berada.
            Puasa Senin Kamis itu sendiri merupakan salah satu puasa sunnah yang dilaksanakan pada tiap hari Senin dan Kamis. Batas waktu seseorang dalam melakukan puasa Senin Kamis biasanya tidak sama antara satu dengan yang lain, ada yang satu tahun, dua tahun, dan lain-lain sesuai dengan hajat orang tersebut

Hasil Observasi
·         Deskripsi Setting
Subyek pada observasi kali ini adalah mahasiswa Universitas Malang yang bertempat tinggal di Pondok Pesantren Al-Islam. Lokasi pondok tersebut cukup strategis karena masuk gang yang cukup sepi dari keramaian. Sehingga subyek bisa dengan khusuk menjalankan ibadah puasa Senin Kamis. Saat ini subyek bertempat di Kamar Sunan Gunung Jati, Lantai 2 Pondok Pesantren Al-Islam. Kamar yang ditempati oleh subyek tersebut tergolong luas, bersih, dengan pencahayaan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Subyek tinggal bersama 3 orang dalam satu kamar tersebut. Mengenai kebiasaan yang dilakukan oleh subyek, yaitu melaksanakan puasa Senin Kamis, sudah dimulai oleh subyek sejak SMA.

·         Deskripsi Observee
Subyek pada observasi ini bernama Mochamad Shodikin, yang lahir di Blitar, 7 Oktober 1992. Subyek adalah mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Semester IV, UM Malang. Subyek bertempat tinggal di Pondok Pesantren Al-Islam sejak semester III. Selama hampir empat tahun ini subyek secara teratur melaksanakan puasa Senin Kamis, kecuali pada saa-saat tertentu. Puasa ini dilaksanakan hari Senin lalu pada hari Kamis secara teratur. Subyek tegolong orang yang rajin beribadah, dia memiliki latar belakang pendidikan Tarbiyatul Muballighin, dan juga termasuk salah satu mahasiswa yang hafal Juz-Amma dan Alfiah Ibn Malik. Dalam kesehariannya subyek memiliki berbagai aktivitas yaitu kuliah, kegiatan ekstra kampus, dan kegiatan tambahan di Pondok Pesantren. Di dalam pergaulan sehari-hari, subyek termasuk orang yang humoris dan terbuka dengan orang lain. Subyek juga memiliki prestasi akademik yang cukup baik di kampus dengan rata-rata IPK lebih dari 3,00. Di dalam keluarganya, subyek merupakan anak terakhir dan tergolong anak yang cukup mandiri.

·         Deskripsi Observer
Observer adalah mahasiswa Jurusan Psikologi, Semester IV, UIN Malang. Sama halnya dengan observee, observer juga bertempat tinggal di Pondok Pesantren. Observer memanfaatkan waktu selama sebulan untuk melakukan kegiatan observasi  pada subyek yang tinggal satu pondok. Dalam kesehariannya observer memiliki berbagai macam aktivitas, yaitu kuliah, observer juga merupakan anggota dari salah satu organisasi ekstra yang ada di UIN Malang. Observer tidak memiliki masalah berarti ketika berinteraksi dengan orang  lain, sehingga dalam melakukan observasi juga tidak begitu mengalami kesulitan.

·         Deskripsi Hasil Observasi
Dari observasi yang telah dilakukan oleh observer selama dua minggu, diperoleh hasil observasi mengenai kapan saja subyek melakukan Puasa Senin Kamis, yaitu sebagai berikut :
No
Hari / tanggal
Waktu
1
Kamis, 28 Maret 2013
Pkl. 03.30-18.00
2
Senin, 1 April 2013
Pkl. 03.30-18.00
3
Kamis, 4 April 2013
Pkl. 03.30-18.00
4
Senin, 8 April 2013
Pkl. 03.30-18.00
5
Kamis, 11 April 2013
Pkl. 03.30-18.00


·         Kesimpulan
Dari hasil observasi yang telah dilakukan selama dua minggu, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa subyek adalah orang yang selalu menjalankan puasa Senin Kamis dengan teratur. Hal ini dapat dilihat dari waktu yang ditetapkan untuk melakukan observasi selama dua minggu, tidak ada hari yang dilewatkan oleh subyek dalam melakukan Puasa Senin Kamis sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. 

Penelitian Anecdotal


ANECDOTAL

Tema
Kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang saat melaksanakan puasa Senin Kamis

Tujuan
Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang biasa dilakukan oleh seseorang ketika melakukan puasa Senin Kamis

Teori
Puasa artinya menahan diri dari makan dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Umat Islam juga dikehendaki menahan diri dari menipu, berkata-kata yang buruk atau sia-sia, dan dari bertengkar atau bermusuhan. Ini karana puasa merupakan media untuk melatih kesabaran, kejujuran dan berbuat baik pada sesame manusia. Maka secara tidak langsung, puasa juga membantu dalam menanamkan sikap yang baik dan berbudi. Dan kesemuanya itu diharapkan akan terus berlanjut tidak hanya pada saat orang tersebut bepuasa saja.
Imam Abu Hamid al-Ghazali, dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin mengklasifikaikan puasa ke dalam 3 tingkatan, yaitu :
1.    Puasanya orang awam (shaum al-'umum) : menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa seperti makan dan minum.
2.    Puasanya orang khusus (shaum al-khusus) : turut berpuasa mulai dari panca indera sampai seluruh badan dari segala bentuk dosa.
3.    Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum al-khawasi al-khawas): seluruh hati nurani turut berpuasa, yaitu tidak memikirkan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah keduniaan
Pengklasifikasian di atas memberikan ruang bagi umat islam untuk berfikir dan menelaah pada tingkat manakah mereka berada.
            Puasa Senin Kamis itu sendiri merupakan salah satu puasa sunnah yang dilaksanakan tiap hari Senin dan Kamis. Batas waktu seseorang dalam melakukan puasa Senin Kamis biasanya tidak sama antara satu dengan yang lain, ada yang satu tahun, dua tahun, dan lain-lain sesuai dengan hajat orang tersebut.

Hasil Observasi
·         Deskripsi Setting
Subyek pada observasi kali ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang yang bertempat tinggal di Pondok Pesantren Al-Islam. Lokasi pondok tersebut cukup strategis karena masuk gang yang cukup sepi dari keramaian. Sehingga subyek bisa dengan khusuk menjalankan ibadah puasa Senin Kamis. Saat ini subyek bertempat di Kamar Sunan Gunung Jati, Lantai 2 Pondok Pesantren Al-Islam. Kamar yang ditempati oleh subyek tersebut tergolong luas, bersih, dengan pencahayaan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Subyek tinggal bersama 3 orang dalam satu kamar tersebut. Mengenai kebiasaan yang dilakukan oleh subyek, yaitu melaksanakan puasa Senin Kamis, sudah dimulai oleh subyek sejak SMA.

·         Deskripsi Observee
Subyek pada observasi ini bernama Mochamad Shodikin, yang lahir di Blitar, 7 Oktober 1992. Subyek adalah mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Semester IV, UM Malang. Subyek bertempat tinggal di Pondok Pesantren Al-Islam sejak semester III. Selama hampir empat tahun ini subyek secara teratur melaksanakan puasa Senin Kamis, kecuali pada saa-saat tertentu. Puasa ini dilaksanakan hari Senin lalu pada hari Kamis secara teratur. Subyek tegolong orang yang rajin beribadah, dia memiliki latar belakang pendidikan Tarbiyatul Muballighin, dan juga termasuk salah satu mahasiswa yang hafal Juz-Amma dan Alfiah Ibn Malik. Dalam kesehariannya subyek memiliki berbagai aktivitas yaitu kuliah, kegiatan ekstra kampus, dan kegiatan tambahan di Pondok Pesantren. Di dalam pergaulan sehari-hari, subyek termasuk orang yang humoris dan terbuka dengan orang lain. Subyek juga memiliki prestasi akademik yang cukup baik di kampus dengan rata-rata IPK lebih dari 3,00. Di dalam keluarganya, subyek merupakan anak terakhir dan tergolong anak yang cukup mandiri.

·         Deskripsi Observer
Observer adalah mahasiswa Jurusan Psikologi, Semester IV, UIN Malang. Sama halnya dengan observee, observer juga bertempat tinggal di Pondok Pesantren. Observer memanfaatkan waktu selama sebulan untuk melakukan kegiatan observasi  pada subyek yang tinggal satu pondok. Dalam kesehariannya observer memiliki berbagai macam aktivitas, yaitu kuliah, observer juga merupakan anggota dari salah satu organisasi ekstra yang ada di UIN Malang. Observer tidak memiliki masalah berarti ketika berinteraksi dengan orang  lain, sehingga dalam melakukan observasi juga tidak begitu mengalami kesulitan.

·         Deskripsi Hasil Observasi
Dari observasi yang telah dilakukan oleh observer selama dua minggu, diperoleh hasil observasi sebagai berikut :
Subyek memiliki beberapa kebiasaan yang selalu dilakukan ketika dia sedang melaksanakan puasa Senin Kamis. Sebelum melakukan puasa pada paginya, subyek jarang makan sahur dan banyak minum air putih, kemudian setelah melaksanakan shalat subuh, subyek selalu membaca wirid-wirid khusus, menambah membaca Al-Quran menjelang maghrib, hanya makan roti dan minum air putih ketika berbuka, kemudian baru setelah shalat maghrib dan mengaji subyek makan nasi. Kebiasaan-kebiasaan tersebut selalu subyek lakukan ketika melakukan puasa Senin Kamis.

·         Kesimpulan
Dari keseluruhan pembahasan yang telah dijabarkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa subyek adalah orang yang memiliki komitmen dan kontinuitas yang cukup baik. Hal ini terbukti dari keajegan dan keteraturan subyek dalam melaksanakan puasa sunnah, yaitu puasa Senin Kamis yang dia mulai sejak hampir empat tahun yang lalu.