- 1 Dzulhijah
Diterimanya taubat Nabi Adam.
- 2 Dzulhijah
Terkabulnya doa dari Nabi Yunus yang dimakan oleh Ikan Hud selama 40 hari.
- 3 Dzulhijah
Terkabulnya doa Nabi Zakaria untuk mempunyai anak, meskipun waktu itu istri dari Nabi Zakaria sudah menopouse, tetapi karena kuasa Allah SWT lahirlah seorang anak yaitu Nabi Yahya.
- 4 Dzulhijah
Kelahiran Nabi Isa, yang merupakan Nabi paling miskin diantara nabi yang lainnya.
- 5 Dzulhijah
Kelahiran Nabi Musa, barang siapa puasa pada hari ini Isnya Allah akan dibebaskan dari sifat Munafik dan dari adzab kubur.
- 6 Dzulhijah
Akan dilihat oleh Allah dengan pandangan penuh kasih sayang.
- 7 Dzulhijah
Hari menutupnya pintu neraka jahanam dan tak akan dibuka sampai lewat tanggal 10 Dzulhijah. Dan Allah akan menutup 30 pintu kesulitan serta membuka 30 pintu kemudahan.
- 8 Dzulhijah
Disebut hari Tarwiyah, bagi yang berpuasa pada hari ini pahalanya sangat besar, dan hanya Allah yang tahu berapa besar pahalanya.
- 9 Dzulhijah
Disebut hari Arafah, bagi yang berpuasa pada hari ini akan ditebus dosa-dosanya setahun yang lalu dan detahun yang akan datang.
Senin, 04 November 2013
Rabu, 19 Juni 2013
Schizophrenia
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di
dalam otak terdapat miliaran sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi
tempat untuk meneruskan maupun menerima pesan dari sambungan selo yang lain. Sambungan sel tersebut
melepaskan zat kimia yang di sebut neurotransmitter yang membawa pesan dari
ujung sambungan sel yang satu ke ujung sambungan sel yang lain. Di dalam otak yang terserang
Schizophrenia, terdapat
kesalahan atau kerusakan pada sistem komunikasi tersebut.
Schizophrenia
merupakan sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian distorsi
khas proses pikir, kadang-kadang
mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar
dirinya, waham
yang kadang-kadang aneh, gangguan
persepsi, afek
abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya dan autisme. Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan
kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu. Oleh karena itu setelah
mengunjungi RS Radjiman Wedyodiningrat penulis memunculkan suatu pertanyaan,
apa gejala schizophrenia.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
gejala atau penyebab schizophrenia?
2. Bagaimana
cara penyembuhan schizophrenia?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui gejala atau penyebab schizophrenia
2. Untuk
mengetahui cara penyembuhan schizophrenia
BAB
II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Schizophrenia
Schizophrenia
adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran,
persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku aneh/terganggu. (Sheila, 348)
Schizophrenia
adalah penyakit neurologis yang memengaruhi persepsi klien, cara berpikir, bahasa, emosi dan perilaku sosialnya
(Lyus, 211)
Jadi
Schizophrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak yang dapat
menyebabkan timbulnya pikiran, emosi, bahasa, pemikiran konkret yang
terganggu.
Melihat
dari realita Y
yang berhasil saya interview bahwa emosi si Y
rendah dan Y
menunjukkan tindakan yang kekanak-kanakan, suka dipuji. Y merasa membutuhkan teman
atau orang yang diajak bicara dan peduli pada Y, bukan menjauhinya.
Schizophrenia
hebefrenik merupakan tipe dari penyakit yang diderita Y. Gejala yang menonjol
sifatnya kekanak-kanakan tanda yang lainnya pembicaraan kacau, perilaku kacau,
dan afek yang mendatar atau menumpul.
Ø Tanda dan gejala itu antara lain:
• Kehilangan minat pada aktivitas harian
• Terlihat kekurangan emosi
• Berkurangnya kemampuan untuk merencanakan atau mengerjakan aktivitas
• Menarik diri dari aktivitas sosial
• Kehilangan motivasi
• Kehilangan minat pada aktivitas harian
• Terlihat kekurangan emosi
• Berkurangnya kemampuan untuk merencanakan atau mengerjakan aktivitas
• Menarik diri dari aktivitas sosial
• Kehilangan motivasi
Diantara tanda dan gejala di atas tampak pada
MS.Terlihat kehilangan minat, motivasi, rendah diri atau kurang percaya diri
sehingga menarik diri dari lingkungan sosialnya.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Definisi Schizophrenia
Schizophrenia berasal dari bahasa
Yunani, “schizein” yang
berarti “terpisah” atau
“pecah”, dan “phren” yang artinya “jiwa”. Pada Schizophrenia terjadi pecahnya
atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan perilaku. Secara umum, simptom
Schizophrenia dapat dibagi menjadi tiga golongan: yaitu simptom positif,
simptom negative, dan gangguan dalam hubungan interpersonal.
Schizophrenia merupakan suatu
deskripsi dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan
penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta
sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan
sosial budaya.
Pada umumnya ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi ,
serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya
tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian.
Schizophrenia
adalah suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku
psikotik, pemikiran
konkret, dan
kesulitan dalam memproses informasi, hubungan
interpersonal, serta
memecahkan masalah. (Gail
W.Stuart, 240)
Schizophrenia
adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran,
persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku aneh/terganggu. (Sheila, 348)
Schizophrenia
adalah penyakit neurologis yang memengaruhi persepsi klien,cara berpikir, bahasa, emosi dan perilaku sosialnya
(Lyus, 211)
Jadi
Schizophrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak yang dapat
menyebabkan timbulnya pikiran, emosi, bahasa, pemikiran konkret yang
terganggu.
1. Patomekanisme
Adanya
gangguan pada sistem neuro-transmitter, reseptor neuron, dan interaksi zat
neuro-kimia seperti dopamin dan serotonin yang mempengaruhi alam pikir, alam
perasaan, perilaku. Schizophrenia menyebabkan ketidakseimbangan kadar
neurotransmitter dopamin di otak. Penelitian yang diadakan pada penderita Schizophrenia
menunjukan bahwa kadar dopamin ternyata berlebihan di daerah mesolimbik yang
mengatur emosi yang menyebabkan peningkatan kadar dopamine sehingga timbulnya
gejala-gejala positif Schizophrenia, yaitu kumpulan gejala yang berlebihan
dibandingkan orang normal seperti waham dan halusinasi.
Saat
ini dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan penelitian mengenai otak dan
struktur-strukturnya, diketahui bahwa selain dopamin, beberapa neurotransmiter
lain ikut berperanan dalam gejala-gejala yang muncul pada Schizophrenia, di antaranya
serotonin, norepinephrine, dan GABA. (Lyus, 76)
2. Tipe Schizophrenia
1. Tipe
Paranoid, gejala yang paling muncul waham kejar, bermusuhan, curiga, cemburu. Tanda yang lainnya
yaitu:
a. Preokupusi
dengan satu/lebih waham atau halusinasi dengar yang menonjol.
b. Tidak
ada gejala berikut ini yang menonjol :
bicara terdisorganisasi, perilaku
katatonik, afek
yang datar atau tidak sesuai.
2. Schizophrenia
hebefrenik
Gejala yang menonjol
sifatnya kekanak-kanakan tanda yang lainnya pembicaraan kacau, perilaku kacau,
dan afek yang mendatar atau menumpul.
3. Schizophrenia
katatonik, ditandai dengan sekurangnya dua gejala berikut :
a. Ketiadaan
gerak, pergerakan berlebihan tanpa tujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimulus
eksternal.
b. Sikap
melawan berlebihan untuk bergerak ketika diberikan perintah atau postur kaku
yang dipertahankan dan tidak bisa digerakan oleh orang lain, postur tubuh yang
dipertahankan aneh, ekolalia atau ekopraksia.
4. Schizophrenia
tak terinci, yaitu Schizophrenia yang memenuhi kriteria diagnostik Schizophrenia
namun tidak memenuhi kriteria diagnostik subtipe paranoid, hebefrenik, ataupun
katatonik.
5. Schizophrenia
residual, ditandai
dengan :
a. hilangnya
waham
b. halusinasi
c. pembicaraan
kacau
d. Perilaku
kacau atau katatonik yang menonjol. Namun ditemukan bahwa gangguan tetap
berlangsung yang diindikasikan dengan munculnya gejala negatif.
3. Gejala
– Gejala
Schizophrenia
Terdapat
beberapa jenis schizophrenia, jadi
tanda-tanda dan gejala sangat bervariasi. Secara umum, gejala-gejala
schizophrenia termasuk :
a. Percaya bukan pada kenyataan
(delusi), seperti percaya bahwa ada konspirasi melawan penderita.
b. Melihat atau mendengar hal-hal yang
tidak eksis (halusinasi), khususnya suara-suara.
c. Berbicara tidak logis.
d. Mengabaikan kebersihan pribadi.
e. Kurang emosi.
f. Emosi kurang tepat dengan situasi.
g. Kemarahan yang meledak tiba-tiba.
h. Perilaku katatonik.
i. Perasaan persisten sedang diamati.
j. Fungsi
bermasalah di sekolah dan tempat kerja.
k. Isolasi sosial.
l. Pergerakan yang kikuk, kurang
koordinasi
Derajat
schizophrenia bervariasi mulai kisaran ringan hingga berat. Sejumlah orang
mungkin dapat berfungsi baik dalam kehidupan sehari-hari, sementara lainnya
membutuhkan perlakuan khusus. Pada sejumlah kasus, gejala-gejaja schizophrenia
tiba-tiba terlihat muncul. Lain waktu, gejala-gejala schizophrenia berkembang
secara bertahap bulan demi bulan, dan mungkin tak dikenali pada awalnya.
Seiring
perjalanan waktu, penderita menjadi sulit berfungsi dalam kehidupan
sehari-hari. Penderita mungkin tidak dapat bekerja atau sekolah. Mengalami
kesulitan dalam menjalin hubungan, khususnya karena kesulitan membaca
emosi atau petunjuk social dari orang lain. Penderita kemungkinan juga
kehilangan minat pada aktivitas yang semula disukai. Merasa teragitasi,
tertekan atau tenggelam dalam kondisi seperti trance (kesurupan). Menjadi tidak
responsif terhadap orang lain.
Sebagai tambahan terhadap
gejala-gejala schizophrenia, gejala kerap dikategorikan dalam tiga cara untuk
membantu diagnosis dan terapi :
1. Tanda dan gejala negatif
Sejumlah tanda dan gejala negatif mewakili hilangnya atau penurunan emosi atau kemampuan perilaku. Tanda dan gejala itu antara lain:
• Kehilangan minat pada aktivitas harian
• Terlihat kekurangan emosi
• Berkurangnya kemampuan untuk merencanakan atau mengerjakan aktivitas
• Melalaikan kebersihan
• Menarik diri dari aktivitas sosial
• Kehilangan motivasi
Sejumlah tanda dan gejala negatif mewakili hilangnya atau penurunan emosi atau kemampuan perilaku. Tanda dan gejala itu antara lain:
• Kehilangan minat pada aktivitas harian
• Terlihat kekurangan emosi
• Berkurangnya kemampuan untuk merencanakan atau mengerjakan aktivitas
• Melalaikan kebersihan
• Menarik diri dari aktivitas sosial
• Kehilangan motivasi
2. Tanda dan gejala positif
Sejumlah tanda dan gejala positif
mengenai pemikiran dan persepsi yang tidak biasa kerap terlibat dalam sebuah
kehilangan kontak dengan realitas. Gejala-gejala ini mungkin datang dan pergi.
Termasuk di antaranya:
·
Halusinasi
atau merasakan hal yang tidak nyata.Pada schizophrenia, mendengar suara-suara
merupakan halusinasi yang umum. Suara-suara ini mungkin terlihat seperti
memberikan perintah bagaimana bertindak, dan kadang-kadang termasuk bertindak
membahayakan orang lain.
· Delusi, atau percaya tanpa ada dasarnya di
dunia nyata. Misalnya penderita percaya bahwa televisi mempengaruhi perilaku
atau ada kekuatan di luar yang mengendalikan pemikiran seseorang.
· Gangguan pemikiran atau kesulitan mengatur
pemikiran dan pembicaraan, seperti salah mengartikan kalimat.
· Gangguan pergerakan, seperti
pengulangan gerakan, kikuk atau pergerakan tanpa sadar.
3. Tanda dan gejala kognitif
Gejala-gejala kognitif melibatkan
masalah memori dan perhatian. Gejala-gejala ini mungkin yang paling mengganggu
pada schizophrenia sebab mempengaruhi kemampuan penderita untuk melakukan tugas
sehari-hari. Yang mencakup hal ini antara lain:
· Masalah
memahami informasi.
· Kesulitan
memberikan perhatian.
· Masalah
ingatan.
·
Pemicu gejala
Pemicu
merupakan prekursor stimuli yang sering menimbulkan episode baru suatu
penyakit.Pemicu gejala respon neurobiologis maladaptif :
·
Kesehatan
·
Gizi buruk
·
Kurang tidur
·
Irama sirkadian tidak
seimbang
·
Keletihan
·
Infeksi
·
Obat sistem saraf pusat
·
Kurang olah raga
·
Hambatan dalam mengakses
pelayanan kesehatan
·
Lingkungan
·
Rasa bermusuhan/lingkungan
yang penuh kritik
·
Masalah perumahan (
perumahan yang tidak memuaskan)
·
Tekanan dalam bertindak (
kehilangan kemandirian dalam kehidupan )
·
Perubahan dalam kejadian
kehidupan dan pola aktifitas sehari-hari
·
Kesukaran interpersonal
·
Gangguan dalam hubungan
interpersonal
·
Isolasi sosial dan dukungan
sosial yang kurang
·
Tekanan pekerjaan (
keterampilan bekerja yang kurang)
·
Kemiskinan
·
Kurang transportasi
·
Stigmatisasi
·
Sikap/perilaku
·
“Sungguh malangnya saya”
(konsep diri rendah)
·
“Tidak ada harapan lagi”(kurang
rasa percaya diri)
·
“Saya gagal” (kehilangan
motivasi untuk menggunakan keterampilan)
·
“Saya tidak memiliki
kendali” (demoralisasi)
·
“Tidak ada seorangpun yang
menyukai saya” (tidak mampu memenuhi kebutuhan spiritual)
·
Perasaan dikuasai oleh
gejala
·
Keterampilan sosial kurang
·
Perilaku agresif
·
Perilaku kekerasan (Lyus, 60 ; Gail W.Stuart, 247-250)
Di bawah ini akan dibahas
mengenai pasien yang berhasil diinterview :
IDENTITAS
Nama :
Y
Umur :
44 tahun
Alamat : Kenjeran, Surabaya
Tempat
Pemeriksaan : RSJ Radjiman
Wedyodiningrat
Tanggal
Assesmen : 27 Mei 2013
Nama
Pemeriksa :
Ahmad Jauhar Sad
PERMINTAAN REFERAL
§ Pengirim
menginginkan agar klien atau pasien diperiksa atau didiagnosa.
§ Agar
diketahui sejauh mana penyakit jiwa yang diderita dan proses penyembuhan.
§ Pengirim
adalah Ahmad Jauhar Sad.
SEJARAH SOSIAL/KELUARGA DAN
KONTEKS YANG BERJALAN
Dari hasil wawancara secara
santai, pemeriksa mendapatkan informasi mengenai pekerjaan sebagai wiraswasta. Secara
keseluruhan dari latar belakang keluarga Y
merupakan keluarga yang harmonis. Y
memiliki 1 istri. Entah
kenapa sekarang Y
menjadi menderita penyakit jiwa yang cukup mencengangkan.
OBSERVASI
PERILAKU
Subjek atau si pasien tidak
pernah mengonsumsi obat-obatan yang mengakibatkan sel otak sarafnya terganggu
bahkan tidak seimbang. Y
terlihat kurang percaya diri, terlihat saat saya melakukan interview. Y bisa diajak secara
kooperatif, namun ketika saya menatap matanya, tatapan mata Y seperti kosong. Y tidak menunjukkan perilaku
penolakan ketika diinterview bahkan Y
merasa antusias, di mana Y mempunyai teman yang bisa
diajak bicara. Dari hasil percakapan atau interview antara saya dan Y, Y merasa kurang nyaman
dipindah di tempat barunya, karena orang-orang atau teman-teman yang ada di
dekatnya banyak yang suka merokok.
Y merasa menemukan kehidupan
baru ketika ada orang disekitarnya yang peduli, mau mendengarkan apa yang Y rasakan. Y merasa bahwa keadaannya
baik- baik saja, bahkan Y sering dijenguk keluarga dan Y merasa ada banyak teman
bila di RSJ dan di sisi lain Y juga ingin pulang dan selalu berdoa pada bunda
maria agar cepat diberi kesembuhan.
PENGADMINISTRASIAN TES
o Pertama,
pasien dibujuk oleh petugas agar mau dirawat.
o Kedua,
Petugas memeriksa pasien apakah membawa senjata tajam atau benda berharga.
o Ketiga,
petugas menyerahkan semua benda bawaan pasien kepada pihak keluarga.
o Petugas
atau perawat memeriksa keadaan fisik pasien dan mencatatnya.
o Petugas
atau perawat segera melaporkan kepada dokter jaga atau dokter ruangan.
o Dokter
ruangan tau dokter jaga melengkapi pemeriksaan danpencatatan mengenai pasien.
o Dokter melakukan tindakan pengobatan.
o Perawat
mengambil obat di apotek.
o Dokter
atau perawat mencatat tindakan distatus pasien dan menandatangani.
HASIL
TES
Dari berbagai hasil atau
serangkaian tes, pemeriksaan pasien menderita schizophrenia. Oleh karena itu
paien membutuhkan perawatan ekstra untuk proses penyembuhan. Pasien harus
menjalani serangakaian dan anjuran pengobatan secra medis atau menggunakan obat
untuk mengurangi tindakan yang tidak bisa dikontrol oleh perawat.
SIMPULAN
Dari hasil tes, pemeriksaan
oleh perawat mwupun dokter, Y
atau pasien menderita schizophrenia. Y
dianjurkan untuk dirawat di RSJ untuk kelangsungan kesembuhannya dan
pengontrolan tidakan yang sekiranya merugikan dirinya sendiri maupun orang
lain. Treatmen yang dilakukan dari pihak RSJ adlah melalui medis atau
pengobatan menggunakan obat-obatan.
RANGKUMAN
Pasien tergolong menderita schizophrenia
hebefrenik. Gejala yang menonjol sifatnya kekanak-kanakan tanda yang lainnya
pembicaraan kacau, perilaku kacau, dan afek yang mendatar atau menumpul.
BAB IV
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
· Schizophrenia
adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran,
persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku aneh/terganggu. (Sheila, 348) dan juga bisa diartikan
Schizophrenia adalah penyakit neurologis yang memengaruhi persepsi klien, cara berpikir, bahasa, emosi dan perilaku sosialnya
(Lyus, 211).
· Terdapat
beberapa jenis schizophrenia, jadi tanda-tanda dan gejala sangat bervariasi.
Secara umum, gejala-gejala schizophrenia termasuk : Percaya bukan pada kenyataan
(delusi), seperti percaya bahwa ada konspirasi melawan penderita, Melihat atau
mendengar hal-hal yang tidak eksis (halusinasi), khususnya suara-suara,
Berbicara tidak logis, Mengabaikan
kebersihan pribadi, Kurang emosi,
Emosi kurang tepat dengan situasi, Kemarahan yang meledak tiba-tiba,
Perilaku katatonik, Perasaan persisten sedang
diamati, Fungsi bermasalah di sekolah
dan tempat kerja, isolasi sosial, Pergerakan yang kikuk, kurang koordinasi.
·
Dari
hasil interview pada pasien yang berinisial Y,
44 tahun, si pasien menderita
schizophrenia. Pasien bisa diajak kooperatif, namun jika ditatap matanya atau
koontak langsung, terlihat si pasien tatapannya kosong.
Langganan:
Postingan (Atom)