Laman

Jumat, 12 April 2013

Phobia

- Phobias / Fobia (rasa takut yang tidak beralasan) 

Fobia berasal dari kata Yunani : phobos yang berarti “ takut “. Takut dalam fobia adalah tidak rasional, menetap dan sangat intens ( ditandai dengan gejala fisik seperti sesak nafas,keringat dingin, terkencing-kencing, bisa juga menjerit-jerit histeris, dan sebagainya ) yang ditujukan kepada situasi , benda, kegiatan atu orang tertentu. Sepanjang hal yang ditakuti tidak ada maka orang tersebut biasa-biasa saja ( normal ) saja. Dengan perkataan lain, penderita fobia masih bisamengontrol ketakutannya dengan cara menghindari objek yang ditakutinya tersebut.Jika dia tidak mampu lagi mengontrol ketakutannya tersebut, maka diagnosis yang lebih tepat adalah gangguan kecemasan ( anxiety disorder ).

Sekarang para pakar menduga bahwa fobia disebabkan oleh kombinasi antara faktor bakat, keturunan dan pengalaman tertentu ( biasanya pengalaman traumatis ). Martin Seligman (psikolog yang terkenal dengan Teori Psikologi Positif )membuktikan melalui eksperimennya, bahwa jauh lebih sulit menimbulkan fobia terhadap bunga dari pada terhadap ular. Dia menyimpulkan bahwa beberapa benda / hal memang lebih berpotensi untuk menimbulkan fobia ketimbang benda / hal lainnya. Dulu Sigmund Freud ( psikoanalisis ) pernah berteori bahwa fobia disebabkan oleh suatu hal yang tidak menyenagkan yang disimpan dalam alam ketidaksadaran. Kasus Little Heinz misalnya, adalah pasien ( umur 5 tahun ) Freud dengan keluhan fobia terhadap penis kuda. Menurut hasil psikoanalisis Freud, penyebab fobia itu adalah pengalaman traumatis Heinz ketika secara tidak sengaja melihat ayah dan ibunya berhubungan seks yang disimpannya dalam alam ketidaksadarannya. Setiap sesuatu hal diberi nama sendiri, tergantung ada hal / benda apa yang menjadi sasaran fobia tersebut.

Berdasarkan sumber lain phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Menurut (Kaplan, Sadock, dan Grebb, 1994) adalah ketakutan irasional yang menimbulkan upaya menghindar (secara sadar) dari obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti. Keberadaan dan antisipasi terhadap hal yang ditakuti ini menimbulkan stress pada individu, karena dianggap sebagai hal yang berlebihan. Selain itu reaksi phobia juga mengganggu kemampuan individu tersebut untuk berfungsi dalam kehidupan.

Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM IV ketiga jenis phobia itu adalah: 

- Phobia Spesifik 
Berarti ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik (Davinson & Neale, 2001). Jenis phobia menurut DSM IV dibagi menjadi:
o Tipe phobia terhadap binatang (misalnya: kecoa, cacing, ulat, cicak, dll).
o Tipe lingkungan alam (misalnya: ketinggian, air, kilat, dll).
o Tipe phobia terhadap darah, suntikan, atau luka.
o Tipe situasional (misalnya: ketika berada dalam pesawat, lift, tempat tertutup).
o Tipe lainnya (misalnya: ketakutan terhadap kostum karakter tertentu pada anak-anak).

- Phobia Sosial 
Adalah ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya berhubungan dengan kehadiran orang lain, individu menghindari situasi dimana ia mungkin dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa terhina atau dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau menampilkan perilaku lain yang memalukan (Kaplan, Sadock, dan Grebb, 1994; Davison&Neale, 2001). Phobia sosial mungkin bersifat spesifik atau umum, tergantung situasi yang ditakuti atau dihindari.

- Agoraphobia
Takut kepada tempat terbuka (Claustrophobia - takut kepada tempat tertutup, masuk ke dalam specific phobia) phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.

Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita. Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobianya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati), dll.

Sedangkan teori fobia menurut Sigmund Freud, fobia adalah ketakutan yang tidak realistis. Freud memandang gangguan ini sebagai dampak dari kecemasan yang dialihkan, bisa berupa kecemasan yang berkaitan dengan impuls seksual maupun kecemasan akibat peristiwa traumatis.

Menurut Albert Bandura, fobia adalah rasa takut yang cukup kuat dan bertahan lama, cukup untuk memberikan efek yang melumpuhkan seseorang dalam hidup sehari-harinya. Fobia dan rasa takut dipelajari melalui kontak langsung, generalisasi yang tidak tepat, khususnya dari pengalaman mengamati. Fobia sulit dihilangkan karena pribadi yang mengalaminya berusaha keras menghindari objek yang mengancam dirinya.

Perilaku disfungsional (penghindaran) terbentuk dan dipertahankan oleh interaksi mutual ekspektansi seseorang (keyakinan bahwa mereka akan diserang), lingkungan eksternal (taman kota), dan faktor-faktor perilaku (pengalaman mereka sebelumnya dengan rasa takut).

Dari sumber lain di jelaskan bahwa,kebanyakan phobia terbentuk melalui dua proses.
1. sensitizing event (kejadian yang membuat orang jadi sensitif).
2. activating event (peristiwa yang mengaktifkan)

Misal , ada ibu yang sedang membersihkan rumah. Tiba-tiba ada kecoa keluar dari lemari. Ia kaget dan teriak.Anaknya yang berada diruangan yang sama ikut kaget dan jadi sensitif terhadap kecoa. Kejadian ini bisa hanya sekali atau beberapa kali.Semakin sering terjadi semakin sensirif si anak.Activating event bisa berupa kejadian seekor kecoa terbang ke arah wajah si anak. Ia jadi kaget dan sangat takut atau ngeri. Pada saat inilah phobia kecoa diset dan aktif.