Psikologi Faal berasal dari kata psikologi dan faal, psikologi adalah Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan faal adalah Ilmu yang mempelajari tentang fungsi dan kerja alat-alat dalam tubuh. Jadi Psikologi Faal adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan fungsi dan kerja alat-alat dalam tubuh.
Dalam mempelajari perilaku manusia dikenal 3 fungsi utama yang mempengaruhi perilaku individu :
1. Fungsi kognisi (pikiran)
2. fungsi afeksi (emosi), dan
3. Fungsi konasi (kemauan/kehendak).
Dalam Psikologi Faal, titik berat perhatian meninjau kondisi faali atau kondisi biologis yang mempengaruhi fungsi-fungsi perilaku tersebut.
Rabu, 18 Juli 2012
Jumat, 13 Juli 2012
mobilitas sosial
Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah perubahan, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya.
Mobilitas sosial adalah perubahan, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya.
Contohnya, seorang anak peternak ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia membuat peternakan yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan jatuh miskin. Proses keberhasilan ataupun kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial.
Definisi
Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial meliputi hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan individu dengan kelompoknya.
Di era modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Karena dengan mobilitas sosial seseorang bisa mencapai keinginan yang sesuai dengannya, misalnya keinginan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda, mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, mereka akan terjerat dalam status nenek moyang mereka. Tentunya mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.
Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial meliputi hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan individu dengan kelompoknya.
Di era modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Karena dengan mobilitas sosial seseorang bisa mencapai keinginan yang sesuai dengannya, misalnya keinginan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda, mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, mereka akan terjerat dalam status nenek moyang mereka. Tentunya mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.
Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
Cara melakukan mobilitas sosial
Ada bebrapa cara orang untuk melakukan mobilitas sosial, adalah sebagai berikut :
*) Perubahan standar hidup
Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, tetapi meningkatkan standar hidup yang lebih tinggi.
Contoh : Seorang OB, karena prestasinya menonjol diberikan kenaikan pangkat menjadi Sekretaris Pribadi, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak bisa dikatakan naik apabila ia tetap pada pola hidup saat seperti seorang OB.
*) Perkawinan
Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan.
Contoh : Seseorang pembantu kemudian menikah dengan majikannya. Perkawinan ini dapat menaikan status si pembantu tersebut.
Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan.
Contoh : Seseorang pembantu kemudian menikah dengan majikannya. Perkawinan ini dapat menaikan status si pembantu tersebut.
*) Perubahan tempat tinggal
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merenovasi tempat tinggalnya menjadi lebih mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merenovasi tempat tinggalnya menjadi lebih mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
*) Perubahan tingkah laku
Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dengan cara mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi daripada kelas yang lainnya. Selain tingkah laku, juga pakaian, ucapan, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dengan cara mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi daripada kelas yang lainnya. Selain tingkah laku, juga pakaian, ucapan, dan sebagainya.
Contoh : Untuk meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah asing supaya ia dianggap sebagai orang golongan atas.
*) Perubahan nama
Sebuah nama dapat diidentifikasi pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.
Contoh : Di negara Inggris seorang yang dapat memberikan apresiasi lebih terhadap kemajuan negara akan mendapat gelar "Sir", ini menimbulkan posisi sosial yang lebih daripada orang lainnya. Orang yang telah mendapat gelar ini ialah pelatih legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson.
Sebuah nama dapat diidentifikasi pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.
Contoh : Di negara Inggris seorang yang dapat memberikan apresiasi lebih terhadap kemajuan negara akan mendapat gelar "Sir", ini menimbulkan posisi sosial yang lebih daripada orang lainnya. Orang yang telah mendapat gelar ini ialah pelatih legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson.
Faktor yang menghambat mobilitas sosial
*) Faktor kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat
miskin, mencapai status sosial yang lebih tinggi merupakan hal yang sulit untuk
dilakukan. Kemiskinan menjadi salah satu faktor penghambat individu untuk melakukan mobilitas sosial.
*) Faktor diskriminasi kelas
Sistem kelas tertutup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti
dengan adanya pembatasan keanggotaan suatu organisasi tertentu dengan
berbagai syarat dan ketentuan.
*) Faktor agama
Dalam sistem kelas tertutup tidak memungkinkan terjadinya mobilitas
vertikal ke atas, dalam agama tidak dibenarkan seseorang dengan
sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai
keinginannya.
*) Faktor gender
Di dalam masyarakat pria dipandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung mempunyai mobilitas yang lebih tinggi daripada wanita.
*) Perbedaan kepentingan
Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam suatu organisasi
menyebabkan individu saling bersaing untuk memperebutkan jabatan. Perbedaan kepentingan inilah yang akan menghambat proses mobilisasi.
Selasa, 10 Juli 2012
Hierarki Kebutuhan Maslow
Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi lima tingkatan yang sering disebut "hierarki kebutuhan" yang digambarkan dengan piramida. Dalam piramida tersebut meliputi :
1. Kebutuhan Fisiologis
Yaitu kebutuhan manusia yang paling dasar yang berhubungan dengan fisik, misalnya makan, minum, tidur, seks, dsb. Jika kebutuhan dasar ini terpenuhi, maka manusia akan termotivasi lebih mudah mencapai kebutuhan selanjutnya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Rasa aman di bagi menjadi 2 yakni kebutuhan rasa aman akan batin dan kebutuhan rasa aman terhadap harta.
3. Cinta
Kebutuhan akan rasa cinta sudah termasuk dalam tahap kebutuhan secara psikologis, dimana setiap orang pasti membutuhkannya baik dari pasangan, keluarga, lingkungan sekitar, hingga dicintai oleh rekan kerja, dsb.
4. Penghargaan
Ketika ketiga tahapan tersebut sudah dilampaui, maka manusia akan butuh yang namanya penghargaan. Penghargaan atas apa yang dilakukannya, prestasinya, dsb. Minimal dia diakui keberadaannya oleh prang yang ada di sekitarnya.
5. Aktualisasi Diri
Ketika semua tahapan telah di lalui dengan baik, maka tahap terakhir atau puncak adalah tahap aktualisasi diri. Dimana setiap orang butuh dapat mewujudkan serta mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Dari sini dapat kita pahami bahwa adanya kebutuhan akan membuat manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Dan adanya hierarki kebutuhan yang dirumuskan oleh Abraham Maslow mempermudah kita untuk memilah kebutuhan diri kita dan memotivasi kita untuk mencapai pemenuhan kebutuhan selanjutnya.
1. Kebutuhan Fisiologis
Yaitu kebutuhan manusia yang paling dasar yang berhubungan dengan fisik, misalnya makan, minum, tidur, seks, dsb. Jika kebutuhan dasar ini terpenuhi, maka manusia akan termotivasi lebih mudah mencapai kebutuhan selanjutnya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Rasa aman di bagi menjadi 2 yakni kebutuhan rasa aman akan batin dan kebutuhan rasa aman terhadap harta.
3. Cinta
Kebutuhan akan rasa cinta sudah termasuk dalam tahap kebutuhan secara psikologis, dimana setiap orang pasti membutuhkannya baik dari pasangan, keluarga, lingkungan sekitar, hingga dicintai oleh rekan kerja, dsb.
4. Penghargaan
Ketika ketiga tahapan tersebut sudah dilampaui, maka manusia akan butuh yang namanya penghargaan. Penghargaan atas apa yang dilakukannya, prestasinya, dsb. Minimal dia diakui keberadaannya oleh prang yang ada di sekitarnya.
5. Aktualisasi Diri
Ketika semua tahapan telah di lalui dengan baik, maka tahap terakhir atau puncak adalah tahap aktualisasi diri. Dimana setiap orang butuh dapat mewujudkan serta mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Dari sini dapat kita pahami bahwa adanya kebutuhan akan membuat manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Dan adanya hierarki kebutuhan yang dirumuskan oleh Abraham Maslow mempermudah kita untuk memilah kebutuhan diri kita dan memotivasi kita untuk mencapai pemenuhan kebutuhan selanjutnya.
Jumat, 06 Juli 2012
Prosesi Baritan
BAB III
HASIL PENELITIAN
3.1 Daerah penelitian
Observasi ini penulis lakukan di
Kabupaten Blitar Kecamatan Srengat Desa Dermojayan yang mempunyai tradisi unik
yaitu melakukan tradisi baritan untuk
mendapatkan keselamatan dan terhindar dari bencana. Waktu observasi
penulis lakukan mulai tanggal 1-2 Mei 2012. Pada tanggal 1 Mei melakukan
wawancara dengan subyek 1, sedangkan tanggal 2 Mei wawancara dengan subyek
2.
3.2 Tradisi Baritan
Baritan ialah kegiatan perayaan yang dilakukan seluruh warga di
perempatan utama suatu kampung. Perayaan ini dilakukan dengan membawa takir
sejumlah anggota keluarga. Takir tersebut berisi nasi kuning yang berisikan
sayur dan lauk pauk. Sayur yang biasa digunakan ialah berbagai macam kulupan.
Yang tidak boleh ketinggalan dalam nasi kuning tersebut adalah sambel goring
dan telur goring. Nasi kuning disini melambangkan kesehatan, karena nasi kuning
dibuat dari kunyit, menurut para sesepuh itu merupakan jamu paling mujarab.
Sambel goring melambangkan kebersamaan karena dalam sambel goring tersebut
banyak campuran mulai dari kentang, tempe, tahu dan lain-lain. Sedangkan telur
melambangkan kerja keras, karena pada zaman dahulu untuk mendapatkan telur sangat
susah sehingga dibutuhkan usaha lebih untuk mendapatkannya. (wawancara subjek
I)
Baritan rutin dilaksanakan pada bulan suro pada malam jumat legi. Baritan
bertujuan untuk mendapatkan keselamatan bagi seluruh warga kampong tersebut dan
juga kelancaran panen para warga Desa Dermojayan yang mayoritas petani. Baritan
dilaksanakan pada perempatan utama setiap kampong, untuk memanggil para warga
agar berkumpul yaitu dengan kentongan. Kentongan merupakan alat komunikasi
utama zaman dahulu, banyak fungsi yang didapat dari kentongan yaitu untuk
mengumpulkan warga, untuk memberi tanda ada maling, memberi tanda ada orang
meninggal dunia, membangunkan orang sahur, memberi tahu waktu solat dan masih
banyak lagi. Akan tetapi seiring dengan semakin canggihnya alat komunikasi
kentongan sudah mulai tersisihkan. Maka dari itu dengan adanya budaya seperti
ini, setidaknya kentongan masih bisa kita kenalkan pada anak cucu kita bahwa
kentongan pada zaman dahulu adalah alat komunikasi yang canggih dan digunakan
oleh masyarakat secara umum. (wawancara dengan subjek I)
3.3 Proses terjadinya baritan
Proses terjadinya
baritan karena adanya berbagai macam bencana pada zaman dahulu, untuk itu warga
kampong mengadakan slametan. Tapi zaman dahulu belum ada surau/musholla untuk
mengadakan slametan, maka dari itu slametan diadakan di jalan dan di beri nama
baritan. Asal mula pemberian nama baritan ialah dari kata “bubar ngerit” yang
dalam bahasa Indonesia artinya selesai panen. Baritan disini mengandung arti
selesai melakukan panen kita mengadakan slametan agar hasil panen mendatang
tetap bagus dan mendapatkan keselamatan. (wawancara dengan subjek I)
Baritan dilakukan warga
kampong per RT, jadi hanya lingkup kecil saja. Per RT melakukan baritan pada
perempatan jalan utama kampong tersebut. Setelah kentongan dibunyikan, para
warga lekas datang ke perempatan membawa nasi kuning beserta lauk pauk sejumlah
anggota keluarganya. Baritan dilaksanakan setalah warga melakukan solad Isya.
Setelah semua berkumpul, nasi ditaruh di tengah sedangkan para warga duduk
melingkar mengelilingi nasi tersebut. Kyai kemudian melakukan doa untuk
keselamatan warga kampong dan acara selanjutnya ialah makan-makan. Peraturannya
ialah warga tidak boleh memakan makanan yang dibawanya sendiri, harus memakan
makanan yang dibawa oleh tetangganya. Ini dimaksudkan bahwa tidak ada pembedaan
kelas diantara masyarakat kampong tersebut.
(wawancara dengan subjek II)
3.4 Siapa yang
menjalankan tradisi baritan
Baritan dilaksanakan oleh
seluruh warga kampong yang ada pada RT tersebut, tidak ada batasan umur untuk
warga yang boleh ikut baritan. Mulai dari anak bayi sampai orang tua boleh
ambil bagian dalam baritan. Bagi orang lain yang sedang di kampong tersebut
juga boleh ikut, semisal ada saudara yang sedang tinggal di rumah kita dan
tepat ada acara baritan, maka diperbolehkan mengikuti acara baritan. (wawancara
dengan subjek II)
3.5 Tanggapan masayarakat mengenai tradisi baritan
Masyarakat
sangat antusias akan adanya tradisi baritan, karena selain untuk mendoakan
keselamatan juga untuk menyambung tali silaturahmi. Mungkin dalam kesehariannya
ada yang sibuk dengan urusan kerja, dengan adanya baritan ini mereka bisa
saling bertemu dan mengobrol basa-basi. Disini juga melebur antara warga kaya
ataupun miskin, mereka duduk bersama, makan makanan yang sama, bercanda
bersama. (wawancara dengan subjek II)
Selain
itu, baritan juga diadakan rutin setahun sekali, maka dari itu banyak warga
yang tidak mau melewatkan momen bersejarah ini. Bahkan ada yang sengaja sejenak
meniggalkan kesibukannya hanya untuk demi tradisi baritan. Terutama para pekerja kantoran yang biasanya
lembur sampai malam, pada malam baritan ini mereka sengaja ijin untuk
meninggalkan pekerjaannya. Tetapi itu tidak semuanya yang melakukan, karena
sebagian besar warga kampung bermata pencaharian sebagai petani. (wawancara
dengan subjek II)
Kesimpulannya
tanggapan masyarakat dengan adanya tradisi baritan ini ialah sangat antusias,
karena berbagai faktor diatas yang menyebabkan tradisi baritan selalu berkesan
dan terus berkembang hingga saat ini.
Langganan:
Postingan (Atom)